Profil Stella Christie, Wamen Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia, yang Juga Kepala Peneliti di Tsinghua University

Share

Saat mengumumkan nama menteri dan wakil menteri yang masuk ke dalam Kabinet Merah Putri, ada satu nama yang cukup menarik perhatian, yaitu Stella Christie.

Ia dilantik menjadi Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamen Dikti Saintek) bersama dengan Prof Dr Fauzan M.Pd. Keduanya membantu Prof. Satryo Soemantri sebagai Menteri Dikti Saintek yang baru.

Meskipun menjadi wajah baru di bidang pemerintahan, Stella sebenarnya seorang ahli di bidang pendidikan. Perempuan 45 tahun ini merupakan seorang Profesor Psikologi, Kepala Peneliti Laboratorium Otak dan Kecerdasan, serta Pendiri Pusat Penelitian Kognitif Anak THBI, Universitas Tsinghua.

Di dunia pendidikan tinggi Indonesia, ia juga pernah berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) saat membahas cara membuat ekosistem yang kreatif di dunia pendidikan tinggi pada 2020.

Stella bahkan ikut memberikan kata pengantar dalam buku yang diterbitkan oleh Kemendikbudristek berjudul "Kumpulan Esai tentang Memupuk Kreativitas di Indonesia".

Diyakini Bisa Selaras dengan Visi-Misi Presiden Prabowo

Dipilihnya Stella sebagai salah satu Wamen Dikti Saintek tentu saja bukan tanpa alasan.

Kabarnya, Presiden Prabowo Subianto yakin dengan keahlian yang dimilikinya, ibu satu anak ini dapat memperkenalkan metode pengajaran yang inovatif dan selaras dengan visi-misi Prabowo.

Salah satu fokus utama presiden saat ini adalah peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangan sains dan teknologi untuk mendorong kemandirian bangsa agar anak-anak Indonesia unggul dan adaptif terhadap perubahan global.

Dengan mengangkat Stella Christie menjadi Wamen Dikti Saintek, Prabowo berharap langkah Indonesia menuju negara maju berbasis inovasi menjadi semakin cepat.

Profil Stella Christie

Sepak terjang Stella dimulai sejak ia lulus dari Universitas Harvard pada 2004 dengan gelar sarjana psikologi.

Lalu, pada 2010 ia berhasil meraih gelar doktor di bidang psikologi kognitif dari Northwestern University di Amerika Serikat. Tak puas sampai di situ, ia bahkan melanjutkan penelitian ilmiahnya sebagai peneliti pascadoktoral di University of British Columbia.

Di 2010 ini, Stella juga menerima penghargaan untuk publikasi paling berpengaruh di bidang Cognitive Development atau Perkembangan Kognisi.

Barulah pada 2012, ia bergabung dengan Swarthmore College sebagai asisten profesor dan dipromosikan menjadi profesor pada 2018. Selama periode tersebut, Stella mengunjungi Universitas Stanford untuk pertukaran pelajar.

Di 2018 itulah kelahiran 11 Januari 1979 ini diangkat sebagai profesor madya di Departemen Psikologi di Universitas Tsinghua. Ia lalu mendirikan dan memimpin Pusat Penelitian Kognisi Anak di Departemen Psikologi di Universitas Tsinghua.

Selain itu, ia juga menjabat sebagai kepala peneliti Laboratorium Otak dan Kecerdasan di Universitas Tsinghua. Pada 2022, Stella diangkat sebagai profesor tetap di Departemen Psikologi Universitas Tsinghua.

Hingga saat ini, Prof. Stella menguasai lima bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, Bahasa Polandia, dan Bahasa Spanyol.

Aktif dalam Ilmu tentang Kecerdasan

Sebagai seorang ilmuwan kognitif, kelahiran Medan, Sumatera Utara, ini memiliki fokus khusus pada perkembangan kognitif dan proses pembelajaran.

Penelitian utamanya berfokus pada pembentukan dan pengembangan penalaran analogis, termasuk akuisisi bahasa, kecerdasan spasial, konsep angka, kognisi sosial, dan pemecahan masalah secara kreatif.

Beberapa penelitiannya bahkan telah dipublikasikan di jurnal akademik yang berdampak tinggi. Pada 2016, ia bahkan dinominasikan untuk salah satu penghargaan paling bergengsi dalam ilmu kognitif, James McDonnell Understanding Human Cognition Award.

Dengan keahlian yang dimilikinya, Stella aktif berperan dalam menerapkan ilmu kognitif, termasuk kecerdasan buatan, di bidang pendidikan dan pemerintahan di Indonesia.

Ia pernah menjadi narasumber untuk berbagai institusi, seperti Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia pada 2023, Dinas Pendidikan Jakarta mengenai Pendidikan di Era AI, Kementerian Kesehatan tentang medical AI, dan Bank Indonesia soal revolusi digital.

Dedikasi Stella Christie di Dunia Pendidikan

Di dunia pendidikan, baik di Indonesia maupun berbagai negara, dedikasi Stella tak main-main. Temuan penelitian yang dilakukannya telah diimplementasikan dalam sistem pendidikan di Indonesia, Amerika Serikat, dan Tiongkok.

Di lingkungan sekolah contohnya adalah pengajaran matematika melalui metode analogi dan perbandingan. Sementara di luar sekolah ada program Child Friendly City yang bertujuan membangun kota yang mendukung perkembangan otak anak.

Dalam beberapa tahun terakhir, Stella juga telah menerima dana penelitian sebesar 4,7 juta USD dari berbagai institusi, termasuk Lego Foundation.

Ia juga bahkan membuat film dokumenter dan film pendek untuk membantu mewujudkan misinya dalam menyebarkan ilmu pengetahuan ke masyarakat luas.

Salah satu karya terkenalnya adalah film dokumenter berjudul “Rahasia Otak” yang diproduksi oleh CCTV 9.

Sementara pada Januari 2024, UNICEF merilis film pendek bertajuk "Championing Her Future" yang menyoroti perjalanan dirinya sebagai ilmuwan yang memiliki tujuan menginspirasi perempuan, khususnya generasi muda, untuk berkarir di bidang sains.

Semoga saja dengan ilmu dan keahlian yang dimiliki Stella Christie, dunia pendidikan di Indonesia, khususnya di bidang pendidikan tinggi, sains, dan teknologi, bisa lebih maju sehingga bisa bersaing dengan negara-negara lain.

 

Sumber:

https://www.antaranews.com/berita/4411329/stella-christie-diharapkan-mampu-optimalkan-cara-belajar-mahasiswa-ri

https://brain.tsinghua.edu.cn/en/info/1010/1004.htm

https://www.pcs.tsinghua.edu.cn/info/1179/1632.htm

https://id.wikipedia.org/wiki/Stella_Christie

~Febria

Lihat Artikel Lainnya

Scroll to Top
Open chat
1
Ingin tahu lebih banyak tentang program yang ditawarkan Sinotif? Kami siap membantu! Klik tombol di bawah untuk menghubungi kami.